ISLAM INDONESIA
Makalah Ini Dibuat Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu : Rizal Al
Hamid M.S.I
Disusun Oleh :
1. Dwi Wahyu Prasetyo (16620009)
2. Mutiara Pangestu
(16620011)
3. Hervyawan Herbi Anggoro (16620012)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA
JOGJAKARTA
TAHUN 2016
Kata
Pengantar
Puji
syukur kehadirat allah atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyusun
makalah yang berjudul “ISLAM INDONESIA”. Makalah Islam Indonesia ini adalah
kumpulan materi dari beberapa buku kecil yang kami baca sebagai referensi. Kami
berharap makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Dan bila mana ada sesuatu yang kurang berkenan atau masih salah dalam pembahasan
rumusan masalah di dalam makalah kami, kami mohon maaf dan kami peru kritikan
dari anda semua agar kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi dan bisa
menjadi suatu acuan informasi bagi masyarakat luas. Terimakasih.
Daftar
Isi
I.
BAB I
·
Pendahuluan
·
Rumusan
Masalah
·
Tujuan Penulisan
II. BAB II
·
Pembahasan
III.
BAB III
· Kesimpulan
IV.
Daftar
Pustaka
BAB I
Pendahuluan
Islam
Indonesia memiliki banyak sekali budya-budaya di dalamnya, di mana di setiap
daerah, di setiap suku islam di indoesia semuanya memiliki budaya-budaya
tertentu yang memiliki ciri khasnya masing-masing. Islam Indonesia itu
sangatlah menarik karena memiliki sejarah yang sangat besar dan memiliki
peninggalan-peninggalan yang masih bisa kita lihat sampai sekarang. Islam masuk
di indonesia melalui beberapa jalur diantaranya jalur perdagangan dan
pernikahan. Islam di indonesia sangat cepat sekali berkembang karena islam itu
mengajarkan tentang hakikat kehidupan yang sangat murni dan mudah di pahami
oleh masyarakat indonesia.
Rumusan masalah:
1.
Bagaimana system
pembelajaran Islam?
2.
Bagaimana perkembangan Islam di Indonesia?
Tujuan Penulisan:
1. Mengetahui system pembelajaran Islam.
2.
Mengetahui perkembangan Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan
islam dari sudut pandang sejarah
Pada
tahun 1942 adalah masa perpindahan dari masa penjajahan Hindia-Belanda ke masa
penjajahan Jepang. Pemimpin jepang Jendral Hitoshi Imamura berambisi menguasai
Asia. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Indonesia tepatnya di pantai
Banten Jawa Barat, kemudian pada tanggal 5 Maret Batavia (Jakarta) juga
diduduki Jepang. Selanjutnya tiga hari kemudian Gubernur Jendral Hindia Belanda
Mr.Jhr. Jtarda van Stakenberg Staouwer dan Komandan Knil Letnan Jenderal Hein
ter Poorten menyerah tanpa syarat kepada Jenderal Hitoshi Imamura di Kalijati
(Jawa Barat) pada tanggal 9 Maret 1942. Abdul Qodir Djaelani, 1994:97).
Dinamika
islam pada awal kemerdekaan banyak terjadi pemberontakan khususnya Darul Islam
atau lebih dikenal dengan sebutan DI/TII.
Pada
tahun 1949 sampai 1962 terjadi pemberontakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh
Kartosuwiryo. Penyebab pemberontakan ini dikarenakan Kartosuwiryo tidak setuju
dengan Perjanjian Renville dan perbedaan konsep negara.Bentuk atau hasil dari
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat adalah banyak terjadi pemunnuhan, pembakaran
rumah, perampokan dan banyak pengungsi tiap tahun karena gerkan ini. Kemudian
pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo meninggal dalam Operasi Pagar Betis.
Pada
tahun1965 terjadi peberontakan DI/TII di Jawa tengah dengan Sachjani sebagai
pemimpinnya. Kelompok yang dipimpin Sachjani merupakan gabungan dari 3 kelompok
yang berbeda. Penyebab pemberontakan ini adalah tentara yang semena mena
terhadap muslim di beberapa daerah di Jawa Tengah. Contohnya di Klaten ada
oknum tentara yang membakar masjid dan di Surakarta ada tentara yang keluar
masuk masjid mengenakan sepatu sambil membawa anjing, hal tersebut tentu akan
membuat umat muslim sangat murka.Pada akhirnya resimen tentara dibenahi
sehingga kejadian seperti itu tidak terulang lagi.
Pada
tahun 1959 terjadi pertentangan antara kelompok adat sebagai kepala wilayah
elit sebagai kaki tangan belanda yang disebut juga ulubalanhg dengan gelar
teuku. Pertentangan ini terjadi antara Kelompok Adat (Teuku) dengan Kelompok
Agama (Persatuan Ulama Aceh/PUSA) yang dipimpin oleh Daud Beureuh. Penyebab
keresahan rakyat aceh pada saat itu adalah PUSA serakah akan harta rakyat, posisi pejabat penting banyak diisi
oleh orang dari jawa dan persyaratan
menjadi pegawai atau tentara republik sangat berat. Pada akhiirnya pemberontkan
berakhir dengan damai, pada tgl 22 Desember dibentuk Musyawarah Keerukunan
Rakyat Aceh (MKRA) berisi ikrar yang ditandatangani oleh 700 orang terkemuka
aceh.
B. Politik Pada Masa
Kemerdekaan
Pemerintahan
republik indonesia yang baru ini merupakan bentuk dari koalisasi muslim dan
beberapa partai nasional antara lain: masyumi, NU, PNI, dan PKI. Pihak muslim
merupakan kekiuatan organisasi plitik terbesar, tetapi kemudian kekuatan mereka
terkalahkan oleh kekuasaan nasionalis indonesia. Keinginan kalangan muslim yang
berhubungan dengan konstitusi dan institusi republik baru ini hanya sebagian
yang terpenuhi.
Dalam perkembangan selanjutnya, untuk
membentuk departemen agama. Departemen agama ini di bentuk bertujan untuk
memberikan kebebasan beragama. Departemen agama
ini di bentuk bertujuan untuk memberikan kebebasan beragama, dan untuk
menjaga keserasian hubungan komunitas agama yang berbeda, dan yang utama untuk
menangani agama muslim.
Pada
masa demokrasi parlementer selain diwarnai konflik politik antar partai muslim
dan non muslim, ada juga masalah lain yang di alami oleh tubuh muslim yang
mengalami perpecahan di mana NU memisahkan diri dari organisasi masyumi dengan
mendirikan partainya sendiri yaitu partai politik NU. Perpecahan ini berdampak
negative terhadap partai islam dalam pemilu 1955, di mana partai islam
memperoleh suara sebanyak 44% suara yang berati tidak mencapai angka mayoritas.
Namun setidaknya pada masa itu masyumi memainkan peran di kancah politik
demokrasi parlementer antara tahun 1950-1957. Dan menentukan kabinet yang di
bentuk sebelum akhirnya bubar di tahun 1960. Keberhasilan kabinet yang di
bentuk adalah membubarkan Negara uni Indonesia-belanda.
C. Politik Islam Masa Reformasi
Jatuhnya
orde lama dan orde baru membawa harapan munculnya pemerintahan pasca orde baru.
Hal ini tercerminkan dalam hal kebebasan mendirikan partai politik, dan
tercatat ada 48 partai baru yang mengikuti pada pemilu 1999, dan termasuk di
dalamnya itu adalah partai-partai islam. Pemilu 1999 telah memberikan peluang
untuk para ulama secara mandiri bisa masuk ke dalam pemerintahan, sehingga
banyak ulama pada masa itu yang duduk di legislatif. Begitu pula pemilu 1999
telah membawa K.H Abdurrahman Wahid menjadi presiden RI yang di usungkan dari
fraksi partai Kebangkitan Bangsa sampai pemilu 2004.
D. Dinamika Pembaruan
Pemikiran Di Indonesia Saat Ini (Kontemporer)
Pembaruan
islam di indonesia di lihat dari sejarah peradaban itu terbagi menjadi tiga
periode, yaitu sebagai berikut:
1.
Periode ketika
kepemimpinan ulama sangat dominan di masyarakat muslim .kepimimpinan ulama ini
berlangsung sejak islam datang di indonesia hingga berlangsungnya masa
penjajahan.
2.
Peran ulama di gantikan
oleh pemimpin-pemimpin islam yang bergerak di bidang organisasi kepartaian
dalam perpolitikan
3.
Periode kebangkitan
kaum intelektual muslim, yakni saat peran politisi intelektual muslim di
pertanyakan di hadapan kekuasaan, system politik waktu itu (orde baru)
E. Perkembangan islam dari
sudut pendidikan
Sistem pendidikan di Indonesia
pertamakali sebelum kedatangan bangsa eropa adalah langgar, pesantren,
pendidikan di kerajaan-kerajaan dan setelah bangsa eropa datang muncullah
sistem kelas.
1. Langgar
Sistem langgar adalah sistem
pembelajaran yang dilakukan di langgar, surai, atau serambi masjid. Kurikulumya
bersifat elementer, yakni memelajari tentang abjad huruf arab. Sistem ini
dikelola oleh orang yang biasanya berprofesi sebagai guru agama atau sekaligus
menjadi pembaca doa. Umumnya pada tingkat awal sistem lnggar kurikulumnya hanya
memelajari huruf arab, lalu pada tingkat selanjutnya diajarkan lagu-lagu
qasidah, barzanji, tajwid, mengaji kitab farukunan.
Pengajaran
dengan sistem langgar ini dillakukan dengan dua cara. Pertama, dengan cara
sorongan, yakni seorang murid berhadapan langsung dengan guru, dan bersifat
perorangan. Kedua, adalah dengan cara halaqah, yakni guru dikeliling oleh para
murid.
2. Pesantren
Adapun
sistem pendidikan dengan pesantren atau diidentikkan dengan h(b)uttab,
dimana seorang kiayi mengajari santri dengan sarana masjid sebagai tempat
pengajaran/ pendidikan, dan didukung oleh pondok
sebagai tempat tinggal santri.
Di
pesantren juga berjalan dua cara, pertama sorongan dan yang kedua halaqah.
Hanya saja sorongan di pesantren biasanya dengan cara santri yang membaca
kitab, sementara kiayi mendengar, sekaliguns mengoreksi bila ada kesalahan.
3. Kerajaaan
Sistem
pengajaran berikutnya adalah sistem pengajaran kerajaan-kerajaan islam, pertama
dimulai oleh kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Adapun materi yang diajarkan di
majelis Ta’lim halaqah di Kerajaan Pasai adalah fiqh mazhab al-Shafi’i.
Kedua,
kerajaan Perlak di Selat Malaka. Di kerajaan ini ada lembaga pendidikan berupa
majlis Ta’lim tinggi yang dihdiri oleh murid khusus yang sudah alim dan
mendalam ilmunya.
Ketiga,
Kerajaan Aceh Darussalam (1511-1874 M). Di kerajaan ini ada lembaga lembaga
negara yang berfungsi di bidang pendidikan, yakni (1) Balai Suetia Huhama.
Lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpul ulama, ahli pikir dan intelektual/
cendekiawan membahas ilmu pengetahuan. (2) Balau Seutia Ulama. Jawatan
pendidikan (3) Balai Jama’ah Himpunan Ulama. Adapun jenjangnya adalah : (1)
Meunasah/Madrasah, dan ada di setiap kampung. (2) Rangkang (Tsanawiyah). (3)
Dayah, ada di setiap daerah Ulebalang, dan setingkat Aliyah. (4) Dayah Teuku
Cik, kira-kira sama dengan tingkat perguruan tinggi (PT).
Keempat,
Kerajaan Demak, dimana di tempat-tempat ramai (cetral/pusat) didirakan masjid
sebagai tempat belajar.
Kelima,
Kerajaan Islam Mataram (1575-1757M) dimana hampir di setiap desa didirikan
tempat belajar al-Qur’an. Demikian pula di daerah kabupaten didirikan
pesantren.
Keenam,
Kerajaan Islam di Banjarmasin, Kalimantan. Sistem pendidikannya sama dengan sistem
madrasah di Jawa.
4.
Pendidikan Sistem Kelas
Pada
akhir abad 19 muncul sistem pendidikan kelas di indonesia yang di gagas oleh
bangsa eropa. Kemudian pada abad ke 20 muncul madrasah dan sekolah seolah model
belanda oleh organisai islam, seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Jama’at
al-Khair, dan lain-lain.
Kemudian
pada tahun 1916, Nahdatul Ulama membuka madrasah salafiyah di Tebuireng, yang
kurikulumnya memeasukkan pelajaran baca tulis huruf latin. Pada tahun 1923 ada
empat sekolah Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta dan di Jakarta berdiri
sekolah HIS (Holland Inlands School)
5. Perguruan
Tinggi
Pada
bulan April 1945 diadakan pertemuan dengan berbagai tokoh organisasi islam,
ulama, dan cendekiawan. Dalam pertemuan tersebut dibentuk paniitia Perencana
Sekolah Tingi Islam yang diketuai oleh Drs. Moh Hatta. Lalu pada tanggal 8 Juli
1945 diadakan pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Setelah
pemindahan ibukota negera ke Yogyakarta, STI juga pindah ke Yogyakarta dan
berubah naama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII). Kemudian UII menjadi
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang diatur oleh Peraturan
Pemerintah No. 34 Tahun 1950 dan pelaksanaannya diatur dalam peraturan bersama
Menteri Agama dan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.
Setelah
PTAIN berjalan 9 tahun ketua fakultas saat itu Muhtar Yahya merasa kurang jika
hanya membuka fakultas yang memelajari agama saja mengingat luasnya ilmu
keagamaan islam. Maka pada tahun 1960 PTAIN
dilebur dan digabungkan dengan Akademi Dinas Ilmu Agana (ADIA) milik
departemen agama yang didirikan tahun 1957. Penggabungan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) dengan peraturan presiden RI Nomor 11 tahun 1960 dan Penetapan
Menteri Agama Nomor 43 Tahun 1960 tentang penyelengaraan IAIN.
IAIN
dan STAIN (Sekolah Tingi Agama Islam Negeri) berkembang pesat si beberapa
daerah sehingga muncul PP Nomor 27 Tahun 1963 yang memungkinkan untuk
mendirikan IAIN terpisah dari pusat, beberapa IAIN yang berdiri yakni sebagai
berikut :
1.IAIN
Ar-Raniry Banda Aceh 5 Oktober 1963
2.IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 5 Desember 1963
3.IAIN
Raden Fatah Palembang 22 Oktober 1964
4.IAIN
Antasari Kalimantan Selatan 22 November 1964
5.IAIN
Sunan Ampel Surabaya6 Juli 1956
6.IAIN
Alauddin Ujung Pandang 21 November 1966
7.IAIN
Imam Bonjol Padang 21 November 1966
8.IAIN
Sultan Taha Saefuddin Jambi tahun 1967
lalu
ada yang dulunya fakultas cabang dipromosikan menjadi IAIN yaitu:
1.IAIN
Sunan Gunung Djati Bandung 28 Maeret 1968
2.IAIN
Raden Intan Lampung 28 Oktober 1968
3.IAIN
Walisongo Semarang 1 April 1970
4.IAIN
Sumatera Utara Medan 19 November 1973
kemudian
pada tahun 2002 mulai banyak sejumlah IAIN dan STAIN yang berubah menjadi UIN
dan sejumlah STAIN berubah menjadi IAIN.
Ketika
Menteri Agama dijabat oleh Munawwir sadjali, ada dua program untuk meningkatkan
pendidikan, yaitu pada tingkat SLTA dicetuskan Madrasah Aliyah Negeri Program
Khusus (MAN-PK) dan pada perguruan tingi ada program Pembibitan
Dosen