Fungsi Dan Peran Tauhid Dalam Kehidupan Sosial
Makalah Ini
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah tauhid
Dosen Pengampu :
Ni’mah Afifah S.Ag, M.Ag
Disusun Oleh :
Mutiara Pangestu (16620011)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA
JOGJAKARTA
TAHUN 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada zaman modern ini banyak krisis yang harus dihadapi manusia, seperti
krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan bakar, dan yang patut kita
renungkan adalah krisis iman.
Krisis iman dikarenakan kurangnya nutrisi rohani serta kurangnya fungsi tauhid
dalam kehidupan sehari-hari manusia saat ini. sebagian
masyarakat penganut islam masih belum memahami arti tauhid, sehingga mereka
sesungguhnya masih belum merdeka dan belum mencari status manusiawinya. Dapat
dikatakan bahwa keterbelakangan ekonomi, stagnasi intelektual, degenerasi
sosial, dan berbagai macam kemunduran lainnya yang diderita oleh masyarakat
muslim
Hanya
sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan menempatkan peran tauhid
secara benar dan sesuai dengan keadaan zaman manusia sekarang ini.
Maka dari itu, fungsi dari tauhid dalam kehidupan muslim perlu untuk diketahui
sehingga manusia akan lebih termotifasi untuk memahami arti dari tauhid dan
akan berusaha untuk menerapkannya pada kehidupan sosial atau bermasyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana peran tauhid dalam
kehidupan social?
2.
Apa fungsi tauhid bagi
kehidupan social ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui peran tauhid dalam
kehidupan social
2.
Mengetahui fungsi tauhid bagi kehidupan
social
BAB
II
PEMBAHASAN
Tauhid,
yaitu meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam
rububiyah (ketuhanan),
uluhiyah (ibadah),
Asma`
dan
Sifat-Nya.
Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui
bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan
rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta.
Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang
disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala
bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan
kekurangan. Dia Subhanahu wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang indah dan
sifat-sifat yang tinggi.
Seseorang
yang mengenal allah atau ma’rifatullah pasti akan tau tujuan hidupnya dan tidak
tertipu oleh dunia. Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yng haris
dipahami oleh manusia. Memahami ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia
dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang, berilmu dengan
ma’rifatullah sangat penting karena :
1.
Berhubungan dengan Allah
2.
Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh yaitu meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan
kemenangan.
Ada
beberapa cara yang harus dilalui untuk mengenal Allah:
1.
Ayat Kauniyah
Yaitu tanda-tanda tentang
kekuasaan Allah yang ada di alam. Yang
terdiri dari alamiyah (fenomena alam) dan ijtimaiyah (fenomena social)
2.
Ayat Qauliyah
Yaitu tanda- tanda kebesaran allah yang
terdapat di dalam Al-Qur’an. Bisa dengan memahami Asmaul Husna
Cara
kita untuk senantiasa ingt kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari ada
beberapa cara, yaitu:
1.
Senantiasa berdzikir meski hanya dalam hati
2.
Melohat benda-benda dan makhluk hidup di dunia sebagai
sebuh ciptaan dn bentuk keagungan Allah
3.
Merasa selalu dilihat Allah dan diawasi oleh
malaikat-malaikatNya
4.
Senantiasa membaca basmalah untuknmemulai berbagai
kegiatan dan meniatkannya sebagai bentuk ibadah kepada Allah
5.
Mengadukan permasalahan dan bermunjat kepada Allah
Kedudukan Tauhid Dalam Islam
Kedudukan tauhid dalam ajaran islam adalah
paling sentral dan paling esensial. Tauhid berarti komitmen manusia kepada
Allah SWT sebagai fokus dari seluruh rasa hormat, rasa syukur dan sebagai satu-
satunya sumber nilai. Apa yang dikehendaki oleh Allah SWT akan menjadi nilai
bagi manusia yang bertauhid, dan tidak akan menerima otoritas dan petunjuk,
kecuali otoritas dan petunjuk Allah SWT. Komitmennya kepada Tuhan adalah utuh,
total, positif dan kukuh, mencakup cinta dan pengabdian, ketaatan dan
kepasrahan kepada Tuhan, serta berkemauan keras untuk menjalankan kehendak-Nya.
Dalam ajaran islam, tauhid tersimpul dalam
kalimat “Laailaahaillallah” yang artinya “ Tidak
ada Tuhan selain Allah”. Dengan mengatakan “ Tidak ada Tuhan selain
Allah” seorang manusia-tauhid, memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai
Kholiq atau Maha Pencipta ( Tauhidur Rububiyah), dan menisbikan
selain-Nya sebagai makhluk atau ciptaan-Nya ( Tauhidul Uluhiyyah).
Kalimat tersebut sesungguhnya mengandung nilai pembebasan bagi manusia. Manusia
yang bertauhid mengemban tugas untuk membebaskan manusia dari penyembah sesama
manusia kepada menyembah Allah SWT. Dengan bertauhid kepada Allah SWT, manusia
tidak saja akan bebas dan merdeka, melainkan juga akan sadar bahwa kedudukannya
sama dengan manusia lainnya. Tidak ada manusia yang lebih superior atau interior
terhadap manusia lainnya. Setiap manusia adalah hamba Allah SWT yang berstatus
sama, yang membedakannya hanyalah tingkat ketaqwaan mereka kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ
ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ [٤٩:١٣]
:artinya
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. ( QS. Al Hujraat : 13).
Fungsi
Tauhid Dalam Kehidupan Muslim
Tauhid mempunyai peranan penting dalam kehidupan umat muslim. Diantara
fungsi- fungsi sosial tauhid dalam kehidupan muslim di era modern adalah :
1.
Membebaskan
manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk.
Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung
mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga
banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa
daya piker kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah
mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para
pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman Allah SWT SWT :
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا
أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا [٣٣:٦٦]
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا
السَّبِيلَا [٣٣:٦٧]
“Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari
jalan (yang benar). Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka,
mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat
(pula) kepada Rasul”.
( QS. Al- Ahzaab : 66-67).
Fungsi ini dirujukkan pada kalimat “LailaahaillAllah SWT” ( tidak
ada Tuhan selain Allah). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi
manusia. Dengan mengucapkan “ tidak ada Tuhan selain Allah” berarti
seorang muslim telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq atau
ciptaan-Nya. Dan sebenarnya umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan “tahrirunnasi
min ‘ibadatil ‘ibad ila ‘ibadatillahi ” atau membebaskan
manusia dari menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah SWT semata.
2.
Menjaga
manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan,
dan kesenangan- kesenangan sensual belaka.
Suatu
kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan
kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan menghilangkan pikiran jernih.
Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ
وَكِيلًا [٢٥:٤٣]
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا [٢٥:٤٤]
“Terangkanlah kepadaku tentang orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya?
atau apakah kamu mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang
ternak itu)”.( QS. Al- Furqon : 43-44)
3.
Sebagai frame
of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maksudnya
ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikat kebenaran
mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang abstrak,
potensial, maupun yang konkret. Sehingga manusia tidak melampaui batas dalam
pemahaman suatu keilmuan yang membuat dirinya lalai dan merasa benar hingga
akhirnya membawa mereka kepada kesombongan yang pasti berakhir dengan
kehancuran. Contoh Hitler dengan tentara Nazinya, dengan ilmunya Hitler merasa
bahwa gagasan yang dia miliki mampu membawa umat manusia menuju peradaban yang
lebih maju, namun karena ilmu tersebut tidak dilandasi dengan Aqidah, maka yang
terjadi adalah kehancuran rezim yang dimilikinya.
4. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan
secara konsisten.
Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan
perintah yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup
yang tak terhingga. Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang
memiliki kekuatan maupun kekuasaan selain Ilahirabbi.
5. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka.
Dengan kata
lain, kita meyakini bahwa semua aktivitas yang kita lakukan maupun kejadian
yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan
sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia mengetahui
segala hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang tersembunyi maupun
yang tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah dan tiada Tuhan selain
Dia. Dengan demikina akan terwujud keyakinan yang kukuh dan konsekuen, sehingga
tidak mudah terombang ambing oleh perkembangan zaman dan tidak terpenaruh
keyakinan yang menyesatkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di depan dapat diketahui bahwa Tauhid
mempunyai berbagai macam fungsi dan peran yang dapat memberikan dampak positif
bagi kehidupan sosial yakni membebaskan manusia dari perbudakan mental dan
penyembahan kepada semua makhluk, menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang
bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual
belaka, Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan
secara konsisten, Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT
sebagai pusat kesadaran intelektual mereka. Maka jelaslah bahwa tauhid erat
hubunganya dengan kehidupan sosial karena dengan ber tauhid manusia dapat
mengetahui tujuan hidup mereka yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Dengan menancapakan kalimat Lailahailallah dalam hati, maka akan diketahui bahwa
segala hal bentuk penyembahan terhadap
sesama manusia merupakan suatu perbuatan yang bisa menduakan Allah SWT serta
mengingkari kekuasaannya, karena Dialah yang menciptakan segala sesuatunya di
alam ini, baik yang ada di langit maupun ada di bumi. Dan apabila semua ini
dapat direalisasikan dalam kehidupan secara konsisten maka akan tercipta
kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim PPK, Buku Pedoman Peserta Pendampingan Keagamaan.
PPK: Yogyakarta, 2016.
Musthofa Drs, Khalili H.M, Karwandi, Tauhid.
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarata, 2005.
http://www.fimadani.com/pengertian-tauhid-dan-pembagiannya/
Musthofa Drs, Khalili H.M, Karwandi,
Tauhid. Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga: Yogyakarata, 2005. hlm
79.